Wednesday, October 2, 2013

Aku akan selalu ada disampingmu :)

Waktu saya ikut camp wanita bijak ada beberapa kesaksian dari para ibu yang begitu menyentuh hati saya,ga cuma menyentuh tapi juga menegur saya. Waktu malem terakhir kami mengikuti camp dan di tengah2 acara panitia memberi kesempatan untuk para peserta yang mau bersaksi (Sebenernya setiap sesi diberi kesempatan untuk bersaksi).  Saya lupa nama ibu itu karna ngga satu kelompok dengan saya tapi nih ibu sama kategorinya dengan saya,ibu muda :D begitulah julukan kami di camp wb hehehe. Oh iya walaupun ada yang belum punya anak seperti saya contohnya tapi kami semua dipanggil ibu karna kita semua sudah menikah :p

Ok cukup basa basinya balik lagi ke ibu muda tersebut hehehe. Ibu muda ini bersaksi bahwa dia baru menikah selama 5 bulan. Dan suami beliau buta,bukan buta dari lahir tapi buta karna suaminya mengalami kecelakaan. Saya agak2 lupa apakah sang suami buta setelah menikah atau sebelumnya. Tapi Ibu muda ini bersaksi bagaimana dia berusaha untuk tetap menjadi penolong bagi suaminya. Dia yang senantiasa menemani sang suami ketika akan pergi, nyetir motor buat suaminya,intinya adalah menjadi mata bagi suaminya. Jujur saja saya sangat tersentuh dengan kesaksian nih ibu, masih muda (mungkin jauh lebih muda dari saya) masih terbentang luas masa depan buat dia tapi dia mau tetap melayani sang suami. Ada lagi kesaksian dari salah seorang panitia yang bersaksi bahwa ketika dia mengambil keputusan untuk menikah dengan suaminya sekarang, keadaan sang suami memang sudah lumpuh sebelah tapi bukan lumpuh dr kecil melainkan karna kecelakaan kerja yg menimpanya. Suaminya juga datang saat itu dan menceritakan kejadian saat kecelakaan itu terjadi (bener2 serem apa yang diceritakannya). Tapi ibu ini masih tetap mau untuk menikah dengannya walaupun keluarganya menentang. Menurut saya itu adalah sebuah keputusan yang luar biasa, disaat dia masih punya kesempatan untuk memilih pendamping yang terbaik dalam hidupnya tapi dia lebih memilih untuk tetap menikah dengan suaminya sekarang. Saat ini mereka berdua di pakai secara luar biasa oleh Tuhan dalam pelayanan PS dan WB.

Kalau temen2 udah baca tentang sakit yang diderita suami saya sekarang (yang belum baca klik disini ya) pasti mengerti  betapa bergumulnya saya dengan sakitnya suami. Betapa saya sangat rindu dia disembuhkan. Tapi jujur aja melalui sakitnya ini Tuhan memproses ga cuma suami tapi juga saya untuk hidup lebih intim lagi dengan-Nya. Dan melalui kesaksian para ibu tersebut saya dikuatkan untuk tetap bisa menjadi Penolong seperti yang Tuhan inginkan bagi suami saya. 

5 bulan setelah dia mendapatkan sebuah pekerjaan tepatnya pertengahan juli 2012 sakit ditulang belakangnya kambuh lagi. Akhirnya dia putuskan untuk berhenti dibulan agustus karna dia merasa ga mampu buat meneruskan pekerjaannya saat itu. Karna sudah mengalami sebelumnya saya ga terlalu shock malah terus memberikan support buat tetap semangat. Suami saya adalah seorang pekerja keras dan dia mau bekerja apa saja to provide his little family. Setelah tidak kambuh dia pun mencoba mencari pekerjaan yang kali ini bener2 beda dari sebelumnya. Dylan mulai bekerja lagi akhir agustus sebagai delivery man dari sebuah restaurant. Pikirnya saat itu pekerjaan tersebut ga akan terlalu membuat sakit di tulang belakangnya. Tapi karna order delivery makanan di restaurant tersebut sangat banyak setiap harinya dia pun kembali sakit di bulan november. Dan karna di restaurant tersebut banyak orderan deliverynya mereka akhirnya mengganti Dylan dengan orang lain supaya makanan tetap terantar. Saya terus berdoa dan support suami untuk tidak putus asa.
Oh iya saat itu suami sudah mulai terlibat dalam sebuah pelayanan di gerejanya, Praise the Lord. I knew for sure from this situation God want bring us to the next level. 

Awal desember ada seseorang dari gerejanya (sebut saja Mr.A) yang menawarkan ke Dylan untuk meruskan sebuah usahanya. Kami berdoa mengenai hal ini, setelah kami yakin akan usaha ini akhirnya Dylan mengiyakan tawaran ini. Awal2 Mr.A ini membantu memperkenalkan dylan ke client. Tapi bukan berarti client langsung percaya begitu aja. Kami memang harus memulai usaha ini dari nol. Mulailah promosi dari mulut ke mulut,cetak kartu nama, pasang flyer. Dylan belum pernah melakukan usaha seperti ini jadi bener2 hal yang baru baginya. Awal usaha hanya punya 1-2 client dan itupun ga tetap. Berat rasanya ketika saya lihat dia terdiam sehabis terima telephone dari client yang tidak jadi memakai jasanya, atau terkadang ketika dia sudah bangun pagi dan tiba2 sang client telephone untuk menunda, tapi saya berusaha senantiasa untuk menghiburnya. Dan Puji Tuhan suami juga ga pernah putus asa,dia tetap berusaha. Kalau sedang tidak ada client Dylan melakukan pekerjaan yang lain yang waktunya juga fleksibel. Karena Dylan usaha dan waktunya juga fleksible, akhirnya dia bisa kembali melayani di gerejanya.

Terkadang sakit di tulang belakangnya kambuh lagi kalau dia sudah terlalu keras bekerja. Kalau sudah begini terpaksa Dylan harus membatalkan janjinya dengan client. Meski dirundung kesedihan karna hal itu tapi saya belajar untuk bersyukur dan menguatkan hatinya.

Banyak perkara indah yang Tuhan kerjakan lewat proses tersebut. Saya belajar untuk sabar, suatu hal yang susah bagi saya untuk melakukannya. Saya adalah tipe orang yang on time, terencana artinya segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan rencana, cenderung mengarah ke perfeksionis. Saya bersyukur saya mendapat kesempatan untuk membuktikan kasihku padanya, bahwa apapun yang terjadi saya selalu tetap di sampingnya.

-Anita

No comments:

Post a Comment